ACARA
I
PENGUKURAN LAMA PENYINARAN SINAR MATAHARI,SUHU UDARA DAN
SUHU TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan iklim dan cuaca dalam usaha peningkatan produksi pangan di Indonesia
perlu di tingkatkan. Hal ini tentunya penguasaan akan pengetahuan tentang
ketersediaan alat – alat pencatat unsur – unsur iklim dan cuaca dapat dipahami
secara tepat dan berhasil sehingga diperoleh informasi akan suatu iklim
pertanian yang memadai
Iklim merupakan sumber daya alam yang perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin
dalam usaha peningkatan produksi tanaman pangan. Namun demikian, usaha
menguasai iklim dan cuaca dengan teknologi yang tersedia saat ini masih belum
berhasil. Oleh karena itu, tindakan bijaksana adalah penyesuaian keadaan
pertanian dengan keaadan iklim setempat. Iklim biasanya diartikan dengan rata –
rata keadaan cuaca dalam jangka yang cukup lama, prediksi ini sekurang –
kurangnya selama 30 tahun
Beranjak dari pemaparan diatas, para
praktikan/mahasiswa dituntut agar bisa dan mampu untuk memahmi segala aspek
yang berkaitan dengan pendukung pertanian, khususnya berkaitan dengan iklim.
Banyak para petani yang saat ini mengalami
kegagalan dalam bercocok tanam, dikarenakan kesalahan dalam menentukan jenis
tanaman pada periode musim tertentu. Kegagalan-kegagalan tersebut bisa di
minimalisir degan pemahaman yang baik dan benar tentang cuaca. Disini juga
memerlukan peran aktif seorang Mahasiswa sebagai kaum intelek
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini dilaksanakan adalah agar
paramahasiswa dapat mengenal berbagai jenis alat-alat yang digunakan dalam praktikum
agroklimatologi. Contohnya seperti alat alat pengukur lama penyinaran, pengukur
suhu udara, dan alat pengukur suhu tanah. Dengan demikian mahasiswa dapat
mengetahui cara kerja serta kegunaan dari alat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Matahari adalah sumber energi
bagi peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang penting bagi sumber
kehidupan. Energi matahari merupakan pokok dari perubahan – perubahan dan
pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan
cuaca yang besar. Matahari merupakan suatu benda yang mempunyai suh permukaan
kurang lebih 6000o K, sedangkan suhu permukaan bumi kurang lebih 300o
K. Suhu dinyatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan
skala tertentu dengan menggunakan thermometer (Anonim, 2008)
Fluktuasi temperatur harian
sebagai akibat adanya neraca antara radiasi matahari yang dilepaskan oleh bumi.
Matahari terbit sampai kira – kira satu atau setelah setangah hari jumlah
energi yang diterima temperature terus – menerus menaik. Sebaliknya kira – kira
jam 13.00 sampai matahari terbenam, jumlah energi yang dilepas oleh bumi lebih
besar dari pada yang ditersima. Oleh karena itu, kurva temperature
harian turun. Perlu diingat temperature maksimum selama sehari tidak bertepatan
dengan insolasi maksimum. (Sukartono,
2006).
Lama penyinaran surya adalah lamanya surya
bersinar cerah sampai kepermukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam
jam. Periode satu haridisini lebih tepat disebut panjang hari yakni
jangka waktu selama surya berada diatas orizon.
Halangan terhadap pancaran cahaya surya terutama awan, kabut,aerosol atau benda-benda pengotor atmosfer
lainnya. Lama penyinaran ditulisdalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau
dalam persen terhadappanjang hari.Intensitas radiasi surya yang sampai di
permukaan bumi ialah jumlah energi yang diterima bumi dari cahaya surya, pada
luas tertentu serta jangka waktu tertentu. Satuan yang banyak digunakan adalah
kalori/cm2/menit atau langly/menit ditulis ly/menit (Turyanti, 2006).
Suatu benda bila dipanaskan maka pergerakan
molekul-molekulnya semakin intensif sehingga energi gerak muatan bertambah dan
suhu semakin naik. Jumlah muatan energigerak molekul-molekul benda disebut
panas dan dinyatakan dalam satuan kalori.Sedangkan suhu adalah tingkat
kemampuanbenda dalam memberi atau menerima panas.Suhu seringkali juga
dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rta suatu benda, yang dinyatakan dalam
derajad suhu ( Tutut Dwi, 2005).
Suhu atau sering disebut dengan tenperatur adalah
merupakan gambaran umum keadaan energi/panas suatu benda yang mencerminkan
energi rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering juga disebut
sebagai ukuran intensitas/derajat panas. Berbeda pengertiannya dengan panas
yang merupakan salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda dan diukur
dalam satuan joule. Alat untuk mengukur temperatur disebut termometer ( Anonim ,2010 ).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 17 November 2011
di laboratorium Fisika dan
Konservasi Tanah Faultas Pertanian Universitas Mataram.
B. Alat dan Bahan Praktikum
1.
Alat – Alat Praktikum :
Adapun alat – alat yang digunakan
dalam praktikum antara lain adalah pengukurlama penyinaran matahari tipe Jordan, thermometer
tanah selubung logam, dan thermometer dinding.
2.
Bahan – Bahan Praktikum
Adapun
bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum adalah kertas pias tipe Jordan.
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada
saat praktikum adalah :
1.
Diperlihatkan alat-alat praktikum.
2. Dijelaskan bagian-bagian
nya.
3. Dijelaskan cara
pemasangannya.
4. Dijelaskan pula fungsi dari
alat-alat tersebut.
5. Dipotret alat-alat
praktikum.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1. Alat ukur penyinaran matahari Tipe Jordan
A.Gambar dan Bagiannya
2
3
4
5
6
7 8
Keterangan
:
- Tutup Silinder Jordan
- Celah sinar
- Silinder Jordan
- Sekrup pegangan Silinder Jordan
- Pengatur inklinasi (kemiringan)
- Sekrup penguat
- Dasar alat
- Kaki tiga
B. Penjelasan Bagian-Bagian
Alat :
Alat ini menggunakan dua buah kotak logam
semi silinder, berbentuk busur berfungsi sebagai kamera. Kedua belah kotak
kamera disusun bersebelahan, dengan sebuah sisi yang datar (ada lubang lensa)
menghadap ke timur dan sisi datar lainnya menghadap ke barat. Kedua garis
tengah kotak membentuk sudut 600 sehingga masing-masing kotak menangkap periode
penyinaran yang tepat sama yakni setengah hari. Hasil rekaman lama penyinaran
tertera pada lembaran pias yang dilapisi zat kimia yang peka terhadap sinar
(baiasanya garam ferro). Segera setelah digunakan, kertas pias harus segera
dicuci dengan air untuk langsung dilakukan pembacaan data. Penyimpanan kertas
pias yang belum terpakai dan pemasangan pada alat yang kurang tepat mudah
merusakkan kertas pias. Pengelolaan yang rumit ini mempersulit penggunaan alat
ini sehingga sekarang jarang digunakan.
C. Cara pemasangan :
- Mencari daerah yang terbuka
(memperoleh penyinaran) matahari secara sempurna sepanjang hari.
- Memasang alat tersebut di tempat yang
cukup tingggi seperti atap rumah atau bangunan, dan tiang tembok.
- Meletakkan dasar alat tersebut dengan
posisi mendatar (horizontal)
- Mengatur kedudukan alat sedemikian
rupa, agar sumbu tengah silinder Jordan sejajar dengan bidang tengah bumi
dan tutup silinder harus mengarah kebidang ekuator.
- Mengatur sudut silinder Jordan sesuai
dengan sudut inklinasi (kemiringan)
- Membuka silinder Jordan dan
membersikannya agar dinding silinder bagian dalam tetap kering serta 2
buah cela yang ada pada silinder Jordan tidak boleh tersumbat.
- Memasang kertas pias melingkar di
dalam silinder Jordan dengan posisi yang berwarna biru di sebelah dalam
serta lubang kertas pias tepat pada kedua celah silinder Jordan
- Memasang tutup silinder dengan
menekan bagian tutup sedemikian rupa agar terpasang kuat.
- Menganti kertas pias setelah matahari
terbenam, guna pengamatan berikutnya.
- Menentukan lama penyinaran matahari
yang terukur dengan cara menghitung bagian skala pada kertas pias yang
terbakar (jarak pias bernilai 1 jam penyinaran, sedangkan jarak antar
kedua garis = 10 menit)
2. Kertas Pias Campbell Stokes dan Kertas
Pias Jordan
A.Gambar
dan Keterangan
menunjukkan panjang hari
Kertas Pias Jordan
B.
Penjelasan:
Memasang
kertas pias melingkar di dalam silinder Jordan dengan posisi yang berwarna biru
di sebelah dalam serta lubang kertas pias tepat pada kedua celah silinder
Jordan. Memasang tutup silinder dengan menekan bagian tutup sedemikian rupa
agar terpasang kuat. Menganti kertas pias setelah matahari terbenam, guna
pengamatan berikutnya
3. Termometer Selubung Logam
A.Gambar dan Bagiannya
2
3
4
Keterangan :
- Tutup Termometer Selubung logam
- Selubung logam
- Celah udara
- Ujing Termometer Selubung logam
B. Cara Pemasangan:
Memasukkan
selubumg thermometer ke dalam tanah secara acak sampai kedalaman 5, 10, atau 20 cm.bila ada
penghalang mekanik, maka perlu di pindahkan ke tempat lain. Membuka tutup
selubung thermometer, kemudian masukkan thermometer kedalam selubung tersebut secara
perlahan-lahan dan hindari terjadinya gesekan. Setelah bagian pengindra (
reservoir ) dari thermometer menyentuh bagian bawah selubung, aturlah posisi
thermometer sedemikian rupa sehingga skala thermometer berada pada celah
selubung untuk memudahkan pembacaan. Pasanglah tutup selubung dan biarkan alat
selama 1 jam untuk mengukur suhu tanah
4. Termometer Ruangan
A.Gambar dan Bagiannya
Keterangan :
- Sekala
termometer
- Termometer
B. Penjelasan
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu udara di sekitar
ruangan dan biasanya digantung di dinding rumah, terdiri dari 2 satuan yang
menjadi skala yaitu celcius (Co ) dan Fahrenheit(Fo).
C. Cara Pemasangan :
1.
Sangkar dipasang dengan pintu
mengarah ke utara Selatan
2.
Termometer dipasang dengan
posisi tertrntu sesuai dengan jenisnya(thermometer suhu udaradan thermometer
minimum dipasag horizontal,thermometer maksimum dipasang miring)
3.
Pengindra berupa bejana harus
terletak pada lingkungan terwakili yang hendak diketahui suhunya
4.
Pembacaan dilakukan dengan
cepat dan badan pengamat jaringan dekat pengindra
5.
Waktu membaca skala,mata harus
setinggi permukaan cairan pada pipa kapiler tidak terjadi kesalahan paralaks.
BABV
PEMBAHASAN
Pada praktikum agroklimatologi
kali ini, praktikan di perkenalkan alat-alat dari pengukuran lama penyinaran
matahari, suhu udara,dan suhu tanah. Dengan adanya praktikum ini kita dapat
mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari alat tipe Jordan. Pengukurtan di
mulai dari jam 06.00 sampai jam 18.00, karena jangka waktu penyinaran matahari
di hitung dalam priode satu hari. Pemasangan tipe Jordan di letakkan kearah
utara – selatan yang berlawanan dengan arah terbitnya matahari dengan maksud
agar radiasi sinar matahari dapat membakar kertas pias secara sempurna. Kertas
pias yang di pilih harus berwarna gelap, agar dapat dengan cepat menyerap
kalor.
Pemasangan kertas pias secara
melingkar pada tabung silinder alat ukur tipe Jordan, maka dengan mudah kita
mengetahui berapa lama kertas tersebut terbakar. Pemasangan tipe Jordan di
lakukan pada tempat terbuka dan tempat yang cukup tinggi agar memperoleh
penyinaran matahari secara sempurna sepanjang hari serta untuk menghindari
terganggunya alat oleh aktifitas manusia yang dapat menganggu fungsi dari alat
tersebut
Suhu tanah dapat di deteksi dengan alat yang di
sebut thermometer tanah. Suhu tanah di tentukan oleh panas matahari yang
menyinari bumi. Intensitas panas tanah di pengaruhi oleh kedudukan permukaan
yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara atau selatang dan
tinggi dari muka bumi.
Sejumlah sifat tanah juga
menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi dan panas
jenis tanah. Warna tanah kelam menyerap tanah lebih banyak dari pada tanah berwarna
cerah. Pengukuran suhu tanah umumnya di lakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, dan
50 cm. Pengukuran suhu tanah di lakukan kurang dari 60 cm, hal ini di lakukan
karena panjang gelombang panas harian matahari tidak pernah menembus profil
tanah lebih dalam 30 – 60 cm.
Pada praktikum agroklimatologi
kali ini praktikan di perkenalkan alat-alat dari pengukuran lama penyinaran
matahari, suhu udara, dan suhu tanah. Untuk alat pengukuran lama penyinaran
matahari di perkenalkan sebuah alat ukuran tipe Jordan.
Kertas pias ada dua jenis
kertas pias tipe Jordan yang skala hitungnya bersepuluh menit dan kertas pias
jenis campball persatu jam. Kertas di pilih yang berwarna gelap agar dapat
dengan cepat menyerap kalor.
Dengan di pasang kertas pias
pada tabung selinder alat ukur tipe Jordan maka dengan mudah kita mengetahui
berapa lama kertas trsebut terbakar. Pemasangan tipe Jordan di lakukan pada
tempat yang terbuka.
Suhu dalam ruangan dapat diukur dengan menggunakan
termometer ruangan yang biasanya diletakkan pada dinding-dinding rumah untuk
mengetahui suhu dalam ruangan yang terdiri dari 2 satuan yaitu celcius dan
fahrenhait.
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
A .Kesimpulan
- Alat-alat
yang diamati pada praktikum kebanyakan terbuat dari galas dan logam.
- Setiap
alat memiliki fungsi dan cara pemasangan yang berbeda-beda.
- Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang sempuna dibutuhkan keseriusan dan
kehati-hatian.
- Praktikum
harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai
hasil ynag maksimal.
B. Saran
- Diharapkan untuk menyediakan alat yang lengkap dan baru agar setiap
praktikan dapat memahami dan mengenal alat lebih jauh.
- Alat-alat
praktikum banyak yang rusak dan sudah dimakan usia, harap untuk diperbaiki
atau diganti
- Praktikum
sebaiknya dilaksanakan dilapangan terbuka sehingga sehingga para praktikan
dapat lebih paham dan dapat melihat hasil praktikum secara lebih langsung
- Sebaiknya
alat-alat yang ada pada labortorium lebih diperbanyak sehingga praktikum
dapat berjalan dengan baik
ACARA II
PENGUKURAN KELEMBABAN NISBI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring
dengan berjalanya waktu kelembaban nisbi dari waktu ke waktu berbeda-beda. Dengan adanya pengukuran untuk mengukur
banyaknya uap air diudara yang dinyatakan dalam persen (kelembaban nisbi),
dapat mempermudah kita untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap
tahunnya dan dapat mempermudah untuk melakukan
suatu kegiatan seperti menanam suatu tanaman (bertani).
Selain itu,setelah mempelajari tentang kelembaban nisbi, dapat mengetahui bagaimana pengaruh serta dampak dari
kelembaban nisbi bagi pertanian untuk
ke depannya untuk memaksimalkan potensi dan hasil-hasil pertanian dari segala sektornya demi
tercapainya semua kebutuhan masyarakat.
Kelembaban udara
merupakan konsentrasi uap air di udara dan biasanya dinyatakan dalam kelembaban
mutlak (absolute humadity), kelembaban spesifik (specific humadity),
dan kelembaban relatif/nisbi (relatif humadity,RH). Kemampuan udara
menampung uap air sangat dipengaruhi oleh suhu udara
Kelembaban
relatif(Nisbi) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam
fasa gas. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air
didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan
uap jenuh air
pada temperatur tersebut. Kelembaban udara dapat diukur dengan higrometer atau menggunakan metode
termodinamika (psikrometer). Masing- masing alat menggunakan pendekatan yang
berbeda-beda. Dalam praktikum kali ini yang digunakan untuk mengukur dan
mencatat suhu serta kelembaban nisbi udara adalah Higrotermograf mini.
Alat
pengukur kelembaban nisbi udara tidak boleh digunakan secara sembarang.
Penggunaan alat-alat tersebut harus sesuai dengan aturan yang telah dituangkan
kedalam buku petunjuk demi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil yang
diperoleh tersebut dicatat dan dihitung dengan menggunakan rumus-rumus yang
telah ada. Karena itu rumus juga sangat berperan penting dalam menentukan hasil
yang lebih baik. Dengan adanya pratikum ini kita dilatih untuk mempraktikan
penggunaan alat-alat dengan baik dan benar serta cara perhitungan data-data
agar dapat langsung dimanfaatkan di lapangan untuk mendapatkan tanaman pangan
dengan hasil sesuai harapan.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini
dilaksanakan adalah agar para praktikan/mahasiswa mengenal berbagai alat-alat yang digunakan
untuk mengukur kelembaban nisbi serta mengetahui cara kerja dari alat-alat
tersebut. Dengan demikian
mahasiswa/praktikan medapat pembekalan mengenai praktikam kali ini guna
pengaplikasian yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung
dalam udara. Istilah kelembaban biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari
berupa kelembaban relatif (Buck, 1970). Menurut Lakitan (1994), data
klimatologi untuk kelembaban udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban
relatif (relative humidity, disingkat RH). Kelembaban relatif adalah
perbandingan antara tekanan uap air aktual (yang terukur) dengan tekanan uap
air pada kondisi jenuh. Rumus untuk menentukan relative humidity (RH)(Anonim, 2010).
Kelembaban nisbi
merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk
menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual
(ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
merupakan tekanan uap jenuh (es).Bila RH 100% maka tekanan uap
aktual akan sama dengan tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh
suhu udara. Semakin tinngi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air
atau es meningkat. Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH
akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila
suhu udara lebih rendah, ( Anonim, 2010 )
Dalam
klimatologi pertanian, dari
3 macam kelembaban
yang kita kenal
yaitu kelembaban mutlak (absolute
humidity , kelembaban spesifik
(specific humidity dan kelembaban relatif/nisbi, (relative
humidity maka kelembaban relataif/nisbilah
yang banyak dipakai. Kelembaban
relatif / kelembaban
nisbi udara (RH
pada hakekatnya adalah
nilai nisbiah antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum
uap air di udara pada suatu suhu dan
tekanan tertentu, dinyatakan dalam persen (% ) (Sutiknjo, 2005).
Alat
pengukur kelembaban udara secara umum disebut higrometer sedangkan yang
menggunakan metode termodinamika disebut dengan psikrometer. Pengukuran
kelembaban udara dapat dilakukan dengan beberpa pendekatan salah satunya adalah
metode pertambahan panjang. Metode pertambahan panjang menggunakan prinsip
pemuaian linier benda higroskopis (rambut) apabila kelembaban (nisbi)
meningkat. Naiknya kelembaban nisbi berkorelasi dengan pertambahan pajang
rambut, sehinggan higrometer dapat dibuat berdasarkan kalibrasi hubungan antara
kelembaban nisbi dengan pertambahan panjang benda higroskopis tersebut
(Sukartono, 2006).
Pencatatan
suhu dan kelembaban nisbi berupa grafik yang tertera di atas kertas grafik
khusus yang memiliki dua kolom yaitu kolom atas untuk pencatatan suhu (C
) dan kolom bawah untuk pencatatan kelembaban (%).
Suhu tercatat (tergambar) oleh lengan pencatat
yang ada pada bagian ujungnya dilengkapi dengan pen (tabung pena), lengan ini
berada dibagian atas, sedangkan lengan pencatat bagian bawah akan mencatat
(menggambar) hasil pengukuran kelembaban nisbi udara ( Anonim, 2010 ).
Termometer bola basah dan termometer bola kering
merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara
aktual yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah
adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain
basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu
suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi( Turyanti, 2006
).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 november 2011, di laboratorium Fisika dan konservasi Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
B. Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan praktikum yang
digunakan adalah sebagai berikut: Termohigrograf Mini , Termometer bola basah dan
Termometer bola kering serta Higrometer dan bahan
yang digunakan kertas pias,kain muslim dan Aquades
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam
praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Disediakan alat-alat praktikum yang akan
diperkenalkan.
2. Diperkenalkan dan dijelaskan bagian dan
fungsi dari alat-alat tersebut
secara satu persatu.
3. Digambar atau difoto alat-alat praktrikum
yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1. Termohigrograf Mini
A.Gambar dan Bagian-bagiannya
6
|
13
|
12
|
8
|
11
|
10
|
22
|
1
|
4
|
14
|
5
|
7
|
9
|
3
|
Keterangan
- Drum Arloji
- Gir (roda gigi)
- Penjepit Kertas
- Tabung Pen
- Lengan Pen (temperatur)
- Lengan Pen (kelembaban)
- Skrup penesuai kelembaban
- Rambut (indra kelembaban)
- Lempeng logam (indra tempratur)
- Dasar alat
- Skrup penyesuai temperatur
- Tangkai pengunci tutup
- Alat penggeser lengan pen
- Kertas grafik
B. Fungsi dan Cara Pemasangan :
Alat ini berfungsi untuk mengukur serata mencatat
suhu dan kelembaban nisbi udara, secara bersamaan di atas kertas gerafik yang
dipasang pada sekeliling drum arloji. Cara pemasangannya yaitu membuka penutup
dengan menggeser tangkai pengunci yang berada pada dasar alat, kemudian dibuka
drum arloji dari posisinya dengan terlebih dahulu memutar, setelah itu pasang
gir (roda gigi) yang memiliki 18 buah gigi pada posisi lubang giruntuk
pencatatan 7 hari yang terletak pada bagian bawah drum arloji, akan tetapi
apabila untuk pencatan satu hari maka yang harus dipasang adalah gir yang memiliki
22 gigi, gir yang terpakai harus dilepas dan disimpan di tempat penyimpanan gir
yang berada di atas drum arloji.
Pasang kertas grafik pada drum arloji dengan
posisi datar kemudian dijepit kedua ujung kertas grafik tersebut dengan alat
penjepit yang telah disiapkan, kemudian putar kuncian dengan menggunakan kunci
khusus sebanyak sembilan putaran (9x3600). Setelah itu
pasang drum arloji pada posisi semula, penjepit kertas berada di sebelah kiri,
berdekatan dengan lengan pen dan berada di belakang penjepit kertas.
Buka tutup
penutup pen, kemudian dikaitkan lengan pen hingga menyentuh tepat di atas skala
kertas grafik yang telah ditentukan. Penetapan posisi ujung pen
dengan mengatur/memutar sekrup penyesuaian yaitu :
- Sekrup penyesuian kelembaban nisbi terletak di bagian atas.
- Sekrup penyesuai temperatur, terletak di bagian samping.
- Tempatkan alat sedemikian rupa dan kuncilah tutup ini dengan menggeser
tangkai pengunci ke kanan.
- Di tempatkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari, lalu
lakukan pengukuran sesuai interval yang dikehendaki.
- Lakukan evaluasi data yang diperoleh selama melakukan pengukuran,
kemudian cantumkan dalam tabel hasil pengamatan.
2.Termometer
bola basah dan Termometer bola kering
A.Gambar dan Bagian-bagiannya
1
2
Keterangan:
1. Termometer bola basah
2. Termometer bola kering
B. Cara pemasangan
Kedua thermometer (bola basah dan bola kering)
dipasang berdampingan pada satu kerangka. Kedua pengindera dilindungi logam
mengkilat untuk mengirimkan pengaruh sinar secara langsung. Keduanya
dipisahkan oleh penyekat agar pengindera bola kering tidak terpengaruh oleh uap
air dari bola basah. Pada ujung kerangka terdapat batang pemutar. Penggunaannya
adalah sebagai berikut: Pelindung pengindera dibuka, teteskan aquades sehingga
kain muslin cukup basah, Pilih tempat yang aman untuk memutarkan psikrometer
ini. Bila angin sedang bertiup, badan harus menghadang menentang arah angin.
Putarkan psikrometer ini di depan badan secara hati-hati, jangan terlalu dekat tubuh,
dengan kecepatan putar + 4 putaran per detik. Pembacaan dilakukan segera
setelah pemutaran berhenti, dengan membaca suhu bola kering terlebih dahulu. Pada saat membaca sebaiknya menahan nafas.
Pengukuran dilakukan 2 atau 3 kali.
3. Higrometer
A. Gambar dan Bagian-bagiannya
Skala indikator suhu
|
Skala indikator kelembaban
|
Jarum penunjuk skala
|
B. Cara pemasangan
Alat higrometer ini dapat
digunakan dengan digantung pada daerah tertentu, alat ini mempunyai dua
keuntungan yaitu dapat mengukur kelembaban udara dan dapat pula mengukur suhu
pada daerah tertentu. Higrometer ini dapat dibaca secara langsung dengan
melihat angka yang tertera pada alat ini.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang dibahas
adalah tentang cara penggunaan dan fungsiTermohigrograf Mini. Higrotermograf
yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu udara suatu
tempat, alat ini menggunakan prinsip sensor rambut manusia untuk mengukur
kelembaban udara dan bimetal untuk sensor suhu udara. Apabila udara lembab
rambut akan bertambah panjang dan jika udara kering rambut akan menyusut.
Perubahan panjang pendeknya rambut
dihubungkan dengan tangkai yang ujungnya akan menunjuk ke skala kelembaban
(pada kolom bawah kertas grafik) dan skala pencatatan suhu (pada kolom atas
kertas grafik), atau menulis/merekam bila ujung tangkai di beri pena yang akan
mencatat kertas berskala yang menempel pada drum yang berputar sesui dengan
waktu (jam). Faktor yang
kandungan uap air di udara adalah ketersediaan air di tempat tersebut dan
energi untuk menguapkannya. Alat pengukur suhu dan kelembaban udara ini
ditempatkan didalam bangunan yang melindungi dari radiasi matahari langsung dan
air hujan. Alat ini dapat dapat membaca temperatur suatu tempat hingga radius
sekitar 5 meter.
Selain Higrotermograf dalam praktikum kali ini
juga membahas mengenai alat yang
digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu udara yang dinamakan Higrometer. Alat ini dapat digunakan pada daerah tertentu, yang
dapat dibaca secara langsung dengan melihat angka yang tertera (ditunjuk oleh
jarum) dalam alat ini. Untuk mengetahui kelembaban udara dapat dilihat pada
lingkaran jarum yang besar sedangkan untuk mengetahui besaran suhu dapat
dilihat pada lingkaran jarum yang kecil.
Termometer bola basah dan termometer
bola kering merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur
suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering).
Adapun thermometer bola basah adalah thermometer
yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu
yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar
uap air di udara dapat berkondensasi. Apabila suhu bola kering tinggi maka
suhu bola basah rendah atau sebaliknya, dan apabila suhu bola basah dan kering
sama ini disebabkan akibat tidak adanya penguapan.
BAB VI
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan
yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah:
1. Alat-alat yang diamati (termohigrograf mini, termometer bola basah dan
termometer bola kering
2. Dari praktikun ini praktikan dapat mengetahui dan melihat secara
langsung alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
3. Thermohigrograf menggunakan prinsip sensor
rambut, bila udara lembab rambut bertambah
panjang/memuai dan bila udara kering
rambut akan menyusut/menegang.
4. Termometer bola basah dan bola kering memiliki
suhu yang sama ini diakibatkan karna tidak terjadinya penguapan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami
berikan sebagai praktikan pada praktikum kali ini adalah ;
1. 1Diharapkan untuk mengganti alat-alat
praktikum yang tidak berfungsi(rusak)dengan alat yang baru agar praktikan dapat
melihat cara kerja dari alat tersebut
2. Bila alat-alat yang di amati masih
berfungsi, kalo bisa langsung dikondisikan sesuai sistem kerjanya
3. Sebaiknya agar dipersiapkan alat-alat yang
digunakan agar kelompok-kelompok dapat menerima materi secara bersamaan
ACARA III
PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN ,ARAH ANGIN
DAN CURAH HUJAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu wilayah mempunyai keadaan iklim dan cuaca yang
berbeda-beda. Seperti Indonesia yang memiliki lintang derajat yang berbeda-beda
pada tiap wilayahnya. Ini menyebabkan setiap wilayah mempunyai iklim dan cuaca
yang berbeda-beda pula. Karena letak suatu wilayah dapat mempengaruhi perbedaan
penerimaan sinar matahari dan penerimaan angin, yang dapat membuat perbedaan
cuaca dan ikim pada wilayah tersebut
Angin adalah
massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, baik secara horizontal
maupun vertikal. Massa udara
adalah kuantitas udara dalam skala besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur
dan kelembaban) homogen yang bergerak secara horizontal. Pergerakan dan
kecepatan angin sangat fluktuatif karena dipengaruhi oleh tekanan udara dari
satu tempat dengan tempat lain disekitarnya. Berdasarkan kecepatannya, angin
dapat dibedakan menjadi angin sunyi, angin sepoi, angin sangat lemah, angin
lemah, angin sedang, angin agak kuat, angin kencang, angin sangat kuat, badai,
badai kuat, angin ribut, dan topan. Oleh karena itu dibutuhkan alat yang dapat
mengukur kecepatan angin yang disebut Anemometer, seperti yang digunakan dalam
praktikum kali ini yaitu anemometer baling-baling (propeler anemometer).
Selain anemometer baling-baling ada juga anemometer magkuk (cup anemometer)
dan anemometer arus konstan (constant current anemometer).
Curah hujan merupakan jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal
Jumlah dan tipe hujan yang turun ke permukaan bumi bebeda-beda antara satu wilayah dengam
wilayah lainnya. Keadaan ini terjadi karena perbedaan keadaan atmosfer, awan,
suhu di wilayah tersebut. Hujan yang turun sangat bermanfaat bagi
makhluk hidup yang beada di muka bumi ini . Khususnya
pada bidang pertanian, jumlah hujan yang turun berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Selain itu juga berpengaruh terhadap jenis tanaman yang hidup pada
suatu daerah tertentu dengan curah hujan tertentu. Dalam pertanian pengukuran curah hujan dan arah angin sangat penting dan sangat dibutuhkan Alat yang digunakan dalam
pengukuran curah hujan dan arah angin yang dikenalkan dalam praktikum adalah
anemometer dan untuk pengukuran curah hujan alat yang dugunakan adalah penakar hujan otomatis.
B. Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum ini
dilaksanakan adalah agar para praktikan/mahasiswa mengenal berbagai alat-alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan arah angin dan curah hujan serta
mengetahui cara kerja dari alat-alat tersebut. Dengan demikian mahasiswa/praktikan medapat
pembekalan mengenai praktikum kali ini guna pengaplikasian yang tepat.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke
tekanan rendah) di sekitarnya. Faktor terjadinya angin adalah gradien
barometris, tinggi tempat, letak tempat, dan waktu. Faktor waktu ini misalnya
waktu siang lebih cepat daripada malam hari. Tempertur tinggi panas rendah
daratan dan panas lautan tinggi akan terjadi gerakan angin dari lautan ke
daratan, sedangkan pada malam hari keadaan menjadi sebaliknya sehinga angin
bergerak dari daratan ke lautan (Anonim, 2008)
Angin bergerak
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah juga mempunyai arah dan
kecepatan. Arah angin biasanya dinyatakan dari arah datangnya
bertiup, misalnya angin yang datang
dari barat disebut angin barat. Pada umumnya prinsip-prinsip terjadinya angin
karena adanya perbedaan tekanan satu tempat dengan tempat lainnya dan dimana
tekanan disebabkan karena adanya perbedaan pemanasan matahari.Untuk dapat
terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu, asam
belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air
dari udara. Berdasarkan proses
terjadinya presipitasi hujan dibagi menjadi tiga yaitu hujan konveksi, hujan
orografis, dan hujan frontal. Dalam mempercepat hujan, orang memberi zat
higroskopis sebagai inti kondensasi. Zat-zat tersebut dapat ditabur ke udara
dengan menggunakan pesawat terbang (Kartasapoetra,
2005).
Apabila dipanaskan, udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun karena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah.
Diatas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Beberapa Jenis Angin yaitu Angin Laut (Angin Siang) Angin laut adalah angin
yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari
dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin Darat (Angin Malam) Angin
darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 (Sukartono, 2006).
Hujan
adalah presipitasi yang berbentuk cair, tetesan –tetesan air ynag jatuh
mempunyai diameter yang bervariasi antara 0,5 – 0,4 mm. tidak semua
ukuran butiran air dapatturun / jatuh menjadi hujan, hal ini disebabkan
oleh adanya gesejan udara. Fandisen mengatakan bahwa jarak jatuh dapat dicapai
oleh suatu butiran air jika melalui udara yang belum jenuh bertambah besar
sebanding dengan pangkat empat dari bertambahnya besar diameter (Silawibawa, dkk, 2006).
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi,
atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut.
Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak
semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui
udara kering, sejenis presipitasi tersebut yang dikenali sebagai virga.Hujan memainkan peranan penting dalam kitaran hydrologik dimana kelembaban
dari laut menguap, bertukar menjadi awan, terkumpul menjadi awan, lalu turun
kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai
untuk mengulangi daur ulang itu semula (Turyanti, 2006).
Kandungan uap air yang ada diudara berasal
dari dua proses yaitu evaporasi dan transpirasi. Evaporasi merupakan hasil
penguapan dari permukaan bentangan air atau permukaan benda padat yang mengandung
air, sedangkan transpirasi merupakan penguapan air dari dalam jaringan tumbuhan
melalui suatu celah pada daun tumbuhan (stomata), laju penguapan dari jaringan
tumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme buka tutup stomata sehingga
tidak hanya dipengaruhi oleh masukan energi radiasi matahari, gabungan
penguapan yang berasal dari berbagai jenis permukaan dan jaringan tumbuhan
disebut evapotianspirasi. Istilah ini paling sering digunakan karena ada
kondisi alamiah, sulit dipisahkan antara uap air yang berasal dari evaporasi
dan dari transpirasi (Sutiknjo, 2005).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Desember 2011, di laboratorium Fisika dan konservasi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B. Alat – alat Praktikum
Adapun alat-alat praktikum yang digunakan adalah
sebagai berikut: Alat untuk mengukur kecepatan dan arah angin
yaitu anemometer serta alat mengukur
curah hujan (penangkar hujan otomatis).
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Disediakan alat-alat praktikum yang akan
diperkenalkan.
- Diperkenalkan dan dijelaskan bagian
dan fungsi dari alat-alat tersebut secara satu persatu.
- Digambar atau difoto alat-alat
praktrikum yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
Poros putaran
|
1. Anemometer
Bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin
|
1
|
2
|
Keterangan :
|
Bagian
yang berfungsi membaca arah angin
|
Baling-baling
|
2. Alat Penakar Hujan Otomatis
Mulut
penakar dan pipa sempit
|
Tabung kolektor dan kabel penghubung dengan
perangkat komputer
|
B.
Fungsi dan Cara Pemasangan
1. Anemometer
Anemometer adalah alat untuk mengukur kelajuan dan
arah angin. Cara pemasangannya adalah Anemometer dan arah angin harus dipasang
di tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang
datanya diperlukan, serta alat harus dipasang vertikal dengan ketinggian
tertentu dari permukaan tanah (biasanya 2 meter untuk klimatologi dan 10 meter
untuk lapangan terbang).
2. Penakar Hujan Otomatis
Penakar hujan yang termasuk golongan ini
dilengkapi sistem perekam data. Jumlah hujan maupun perkembangan peristiwa
hujan selama suatu periode dapat diketahui dari grafik atau angka catatannya.
Sistim rekamannya secara mekanik, dan akhir-akhir ini berkembang menjadi secara
elektronik. Penakar tipe ini hanya dapat menunjukkan tinggi hujan yang
terkumpul selama satuperiode, tanpa diketahui perkembangan yang terjadi selama
peristiwa hujan. Umumnhya
dilakukan pengukuran hujan sehari (24 jam) yang dilaksanakan setiap pagi. Cara
pemasangan alat ini adalah penakar hujan
tidak boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring, di atas dinding atau bukit,
harus dipasang di tempat yang datar dan aman bebas dari benda sekitar, jika
terdapat benda di sekitarnya maka usahakan agar jarak benda
terhadap penakar hujan paling sedikit satu kali lebih tinggi benda tersebut
(dihitung dari bagian corong penakar hujan). Kemudian penakar hujan dipasang
dengan jalan menyekrupnya dengan sebuah balok bulat yang sudah dicat putih dan
ditanam pada pondasi beton.
BABV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan
diperkenalkan alat dari pengukuran kecepatan angina dan arah angin dan pengukuran curah hujan adapun
pembahasan dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan oleh praktikan yaitu :
a. Pengukuran Kecepatan Angin dan
Arah Angin
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Kecepatan Angin dan Arah Angin yaitu anemometer.Anomometer adalah alat
untuk mengukur kelajuan dan arah angin. Cara pemasangannya adalah Anemometer
dan arah angin harus dipasang di tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus
mewakili suatu lingkungan yang datanya diperlukan, serta alat harus dipasang
vertikal dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah (biasanya 2 meter
untuk klimatologi dan 10 meter untuk lapangan terbang). Alat ini dapat membantu petani
ikan dalam mengawasi tambaknya di tepi pantai, guna mewaspadai terjadinya
gelombang pasang atau badai.
Anemometer terdiri dari baling-baling
yang as-nya dihubungkan dengan dinamo penghasil arus listrik, dengan satuan
kecepatan, knot atau m/detik, dan alat untuk penunjuk arah angin berupa bendera
yang kaku (lempengan) yang as-nya dihubungkan dengan tahanan listrik geser
(tahanan geser), dengan menggunakan derajat arah/mata angin. Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasibumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Faktor yang menyebabkan terjadinya angin, adalah : a). Gradien Barometrisyaitu Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya
angin semakin cepat; b). Letak tempat tersebut, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya. Sebaliknya yang jauh dari garis khatulistiwa
lebih lambat; c). Ketinggian tempat tersebut, semakin tinggi tempat semakin kencang pula angin yang bertiup ; d). Waktu, di siang hari angin
bergerak lebih cepat daripada di malam hari. Pemasangan Anemometer ini harus di
lapangan terbuka atau tempat yang tidak ada penghalangnya karena memepengaruhi
besaran yang akan di ukur. Jika di pasang pada tempat yang tidak terhalang oleh
pepohonan maka tingginya berkisar 50 cm sampai 1 m diatas permukaan tanah, dan
jika terdapat halangan alat dipasang pada ketinggian 10-15 meter dari atas
tanah.
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada angka nol,
karena angka nol menandakan tak ada angin. Mengukur arah angin haruslah ada
angin atau cup counter anemometer dalam keadaan bergerak. Sebagaimana alat
lainnya pemasangan alat di lapang terbuka penting sekali karena mempengaruhi
besaran yang akan diukur. Di lapangan terbuka tak ada pohon-pohonan tinggi alat
dipasang 2 meter di atas tanah.
b.Pengukuran
Curah Hujan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Curah Hujan yaitu Penangkar Hujan Otomatis.Penakar hujan
yang termasuk dilengkapi sistem perekam data. Jumlah hujan maupun perkembangan
peristiwa hujan selama suatu periode dapat diketahui dari grafik atau angka
catatannya. Sistim rekamannya secara mekanik, dan akhir-akhir ini berkembang
menjadi secara elektronik. Umumnya
dilakukan pengukuran hujan sehari (24 jam) yang dilaksanakan setiap pagi,
Sehingga dalam pengamatan dapat disimpulkan perkiraan hujan yang terjadi,
apakah dapat dimanfaatkan oleh tanaman atau tidak.
Curah hujan merupakan jumlah air hujan
yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu diukur dalam satuan
tinggi di atas permukaan horizontal Jumlah dan tipe hujan yang turun ke permukaan bumi bebeda-beda
antara satu wilayah dengam wilayah lainnya. Keadaan ini terjadi karena
perbedaan keadaan atmosfer, awan, suhu di wilayah tersebut. Hujan yang
turun sangat bermanfaat bagi makhluk hidup yang beada di muka bumi ini . Khususnya pada bidang pertanian, jumlah hujan yang turun berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Selain itu juga berpengaruh terhadap jenis
tanaman yang hidup pada suatu daerah tertentu dengan curah hujan tertentu. Dalam pertanian pengukuran curah hujan dan arah angin sangat penting dan sangat dibutuhkan Alat yang digunakan dalam
pengukuran curah hujan dan arah angin yang dikenalkan dalam praktikum adalah
anemometer dan untuk pengukuran curah hujan alat yang dugunakan adalah penakar hujan otomatis.
Dengan kita mengetahui curah hujan yang turun, kita
dapat menentukan waktu tanam, kapan akan dilakukan penanaman terutama pada
tanaman padi yang memerlukan banyak air. Dengan alat pengukur curah hujan, kita
dapat mengetahui pada bulan apa saja hujan turun denagn deras untuk melakukan
penanaman.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Adapun
beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah:
a. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan
angin disebut dengan Anemometer.
b. Faktor yang mempengaruhi angin adalah
gradien barometris, letak tempat tersebut, ketinggian tempat dan waktu.
c. Angin dapat berperan dalam hal perpindahan
panas dan perpindahan uap dari suatu tempat ke tempat lainnya.
d. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penagkar
hujan otomatis merupakan alat yang digunakan dalam mengukur curah hujan secaraotomatis
dan hasil dapat dilihat melalui komputer.
e.
Pengukuran ini sangat
dibutuhkan dalam kegitan pertanian.
f. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
anemometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, dan penangkar hujan
otomatis berfungsi untuk mengukur curah hujan secara otomatis.
g. Dengan melakukan praktikum ini kita dapat
mengetahui fungsi dan cara pemasangan alat-alat pengukuran kecepatan angin dan
arah angin, serta alat pengukuran curah hujan.
- Saran
Adapun
saran yang dapat kami berikan sebagai praktikan pada praktikum kali ini adalah :
1. Bila alat-alat yang di amati masih berfungsi, kalo
bisa langsung dikondisikan sesuai sistem kerjanya (disambung ke komputer, dan
lain-lain).
2. Untuk bisa mengakomodir semua praktikan,
praktikan berharap agar semua co.ass berperan aktif dalam menjelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Petunjuk
Praktikum Agroklimatologi, Laboratorium Teknik
Anonim. 2010.Buku Panduan Praktikum
Agriklimatologi. Mataram : Fak.
PertanianUniversitas Mataram.
Anonim, 2010. Agroklimatologi.http://id.wikipedia.org/wiki/agroklimatologi.html diakses 24 November 2011
Anonim. 2010. Termometer Air Raksa http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_air_raksa.
2010.
Astuti, Anur Fajar. 2009. Mengenal Meteorologi. Unit Pelaksana Teknis BMG:Yogyakarta
Sukartono, dkk, 2006. Agroklimatologi. UPT Mataram
University Press.
Mataram.
Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum
Klimatologi. Kediri : Fak. Pertanian
Universitas Kediri.
Turyanti, 2006. Agroklimatologi. PT. Taja Grafindo Persada.
Jakarta.
No comments:
Post a Comment